Kemenangan Sesungguhnya ialah Ketika Kita Mampu Mengendalikan Diri Kita Sendiri

 

(https://www.google.com/search?q)


            Apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata kemenangan? Mungkin ada yang mengatakan bahwa kemenangan merupakan sebuah hasil dari usaha kita karena telah sampai pada titik capaian tertentu. Bahkan mungkin ada juga yang mengartikan bahwa kemenangan sebagai keadaan ketika kita menjadi juara dalam suatu perlombaan, artinya kemenangan di sini adalah keberhasilan kita ketika mampu mengalahkan orang lain sebagai pihak lawan. Terlepas dari semua penjelasan tersebut, kemenangan memang memiliki arti dan makna yang sangat luas bagi individunya masing-masing. Terserah apapun itu, yang jelas semua orang berhak memiliki versi kemenangannya sendiri.

            Saya memiliki pandangan tersendiri mengenai arti dan makna dari sebuah kata kemenangan. Karena menurut saya ada hal yang lebih esensial, di mana kemenangan sebenarnya adalah ketika kita mampu mengendalikan diri kita sendiri. Salah satunya berhasil mengalahkan rasa malas dan rasa mudah menyerah dalam mengatasi setiap hambatan, serta kemenangan sesungguhnya ketika kita mampu meredam ego yang ada dalam diri kita sendiri.

            Dalam menjalani sebuah kehidupan, banyak sekali hal yang mungkin akan menghalangi kita dalam upaya menggapai suatu impian. Tetapi sejatinya hanya satu hal yang benar-benar dapat menghalangi kita yaitu ketidak mampuan dalam mengendalikan diri kita sendiri. Apapun tujuannya dan kemana pun arah yang akan dituju, semuanya tergantung pada diri kita yang sanggup atau tidaknya mengendalikan diri kita sendiri. Sebagaimana yang dikatakan RA Kartini, bahwa hanya satu hal yang benar-benar dapat menjatuhkan kita yaitu sikap kita sendiri. Artinya, semua hal bergantung pada bagaimana cara kita menyikapinya.

            Suatu kesuksesan atau keberhasilan memang merupakan dambaan semua orang. Banyak sekali orang yang menginginkan keberhasilan sebagaimana keberhasilan yang telah dicapai oleh beberapa tokoh besar dan terkenal, tapi sayangnya mereka tidak melihat bagaimana perjalanan yang orang tersebut lalui dalam upaya menggapainya. Jika kita kaji lagi baik melalui biografi atau cerita singkat perjalanannya, saya mendapat kesimpulan bahwa hampir semua orang-orang sukses baik dalam karir atau dalam berwirausahanya, tidak lain dan tidak bukan adalah hasil kemenangan dalam mengendalikan dirinya sendiri. Ketika orang lain leha-leha, bersantai menikmati hidup, yang ia lakukan adalah melawan segala godaan yang dapat menghambat tujuannya.

            Hidup merupakan sebuah arena yang mengharuskan kita untuk mampu bersaing agar bisa menggapai suatu kesuksesan dan keberhasilan yang menjadi dambaam semua orang. Saya selalu teringat sebuah pepatah ‘tidak ada yang tidak bisa ketika kita mampu dan sanggup untuk berusaha’. Apa yang kita dambakan adalah sebuah keputusan kita untuk berani mengendalikan diri dan memutuskan untuk fokus menggapainya. Apakah kita bisa secerdas pak Habibie atau sesukses Bill Gates? Tentu saja bisa. Namun apakah kita sanggup mengendalikan diri kita untuk melalui prosesnya? Melawan segala hambatan, melawan segala kemalasan sehingga kita bisa secerdas dan sesukses mereka serta menjadi pemenang atas diri kita sendiri. Kebanyakan dari kita ialah melihat hal yang telah nampak, dan ingin mencapainya dengan cara yang instan.

            Terlepas dari hal di atas, setidaknya bulan Ramadhan selalu memberikan kita sebuah pelajaran tentang arti kemenangan yang sesungguhnya. Di mana pada bulan tersebut kata kemenangan memiliki arti dan makna tersendiri yang begitu dalam dan berbeda. Jika kita telaah dan membuka beberapa referensi, ternyata memang benar kemenangan di sini adalah sebuah capaian kita setelah sebulan penuh berhasil mengendalikan diri kita sendiri. Melawan segala godaan yang dapat menjauhkan diri kita dari keimanan dan ketaqwaan. Misalnya, bagaimana pada bulan Ramadhan kita di tuntut untuk menahan lapar serta dahaga, mengurangi aktivitas keduniawian untuk semakin mendekatkan diri pada Illahi, meredam amarah, melawan hawa nafsu dan lain sebagainya. Hal itulah yang bisa kita jadikan pelajaran kaitannya dengan arti sebuah kemenangan.

            Pada intinya, kemenangan hanya akan berpihak kepada orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya sendiri. Mengendalikan diri dari ego, rasa malas untuk belajar, malas untuk berusaha juga malas bangkit dari kegagalan yang telah dihadapi. Semua yang dapat membatasi dan menghalangi keberhasilan ada di dalam diri kita sendiri. Untuk itu, kemenangan sejati adalah ketika kita mampu mengendalikan diri kita. Apapun tujuan mu, sebesar apapun mimpi mu, satu hal yang perlu kita lakukan adalah kendalikan dirimu dan lawan rasa malasmu. Ketika terjatuh maka bangkit, ketika gagal maka coba lagi, ketika hari ini tidak bisa maka besok harus bisa, ketika hari ini merasa belum maka baik besok harus lebih baik, sehingga kita bisa mencapai kemenangan serta menjadi pemenang atas diri kita sendiri. Sejatinya, perbudakan paling kejam ialah membiarkan otak yang cerdas bersemayam dalam tubuh yang malas.




#NgabubuwriteWithPenulisGarut



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Kesaktian Menjadi Kesakitan

Kampung Pulo; Enam Rumah dalam Satu Pulau

Islam dan Perilaku Sosial