Mengunjungi Museum Keris Nusantara
Keris merupakan
jenis senjata tajam yang memiliki bentuk unik dan dapat dengan mudah dibedakan
dari senjata tajam yang lainnya. Hampir seluruh masyarakat indonesia mengetahui
apa itu keris, terlebih pada masyarakat Jawa. Konon dalam bahasa Jawa, keris
merupakan singkatan dari mlungker-mlungker kang isa ngiris, yang artinya
berkelok-kelok tetapi tetap bisa digunakan untuk mengiris atau membelah. Karena
kita tahu, ciri khas dari keris itu sendiri adalah bentuknya yang unik,
berkelok-kelok dan kebanyakan memiliki corak di bagian tubuhnya.
Seperti senjata
pada umumnya, keris terbagi menjadi tiga bagian. Ada pegangan keris atau yang
disebut dengan hulu, kemudian ada bilah keris (tubuh) atau yang disebut
dengan wilah, dan ada sarung keris atau yang disebut dengan wirangka.
Tetapi, yang menjadi pembeda adalah bentuk dan berbagai motif yang menjadi ciri
khas dari sebuah keris. Untuk motif dalam tubuh keris disebut sebagai pamor.
Mayoritas
masyarakat menilai keris merupakan senjata tajam yang memiliki kekuatan magis,
sehingga keberadaannya sangat dijaga dan dihormati. Meskipun mungkin pada hari
ini fungsi dari keris itu sendiri, sedikit banyaknya telah mengalami
pergeseran, yaitu sebagai pelengkap pakaian adat pada masyarakat Jawa.
UNESCO telah mengakui keris sebagai warisan budaya dunia tak benda pada 2005 silam, sehingga sebagai upaya pelestarian agar eksistensinya tetap ada di lintas generasi, didirikanlah museum khusus keris. Salah satunya yakni Museum Keris Nusantara yang berada di Kota Solo.
Museum Keris Nusantara
Museum Keris
Nusantara berada di Jalan Bhayangkara No. 2, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota
Solo, Jawa Tengah. Di sini terdapat berbagai macam jenis keris termasuk segala
informasi tentangnya yang sangat bermanfaat dan tentu jarang diketahui oleh
masyarakat. Museum keris tersebut dibangun sejak tahun 2013 dan diresmikan oleh
Bapak Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo) pada tahun 2017 silam.
Mengutip dari
laman resmi pemerintah Surakarta, Museum Keris Nusantara ini memiliki empat
lantai, di mana setiap lantainya memiliki nama yang berbeda. Lantai satu
disebut sebagai wedharing wacana yang kurang lebihnya terdiri dari pintu
utama, tempat pembelian tiket, penitipan barang, serta ruang informasi. Lantai
dua disebut sebagai purwaning wacana yang terdiri dari ruang
perpustakaan, restorasi keris, bermain anak, hingga ruang pamer. Lantai tiga
disebut sebagai cipta adiluhung yang terdiri dari ruang diorama
pembuatan keris dan tempat beristirahat. Dan terakhir, lantai empat yang
merupakan lantai di mana kita bisa melihat dan menggali informasi tentang
berbagai koleksi keris yang disediakan. Lantai empat ini merupakan tempat
penyimpanan berbagai artefak keris.[1]
Meskipun terbagi
ke dalam beberapa lantai, pengunjung tetap bisa melihat keris yang tersedia di
setiap lantainya. Berdasarkan informasi, museum ini mengoleksi kurang lebih
sekitar 409 keris dengan berbagai jenis, ukuran serta keindahannya
masing-masing. Selain itu, dengan adanya diorama pembuatan keris, pengunjung
seolah-olah diajak untuk kembali ke masa lalu ketika masyarakat masih sangat
dekat dengan senjata keris.
|
|
Jadwal dan Tiket Kunjungan
Museum Keris
Nusantara ini buka mulai dari hari Selasa sampai hari Minggu, sementara untuk
hari Senin museum ini tidak beroperasi/tutup. Untuk jam kunjungan dimulai dari
jam 09.00 sampai jam 15.00, dengan harga tiket yang cukup variatif.
Untuk hari
kunjungan, museum keris ini memiliki dua kategori, yaitu hari libur dan hari
biasa. Di mana keduanya memiliki harga tiket yang cukup berbeda. Misalnya, pada
hari libur pengunjung umum ditarif sebesar Rp. 10.000, pelajar Rp. 7.500,
pelajar pemegang KIA Rp. 5.000, rombongan umum minimal 50 orang sebesar Rp.
7.500/Orang, rombongan pelajar minimal 50 orang sebesar Rp. 5.000/Orang, dan
untuk wisatawan asing dikenakan tarif Rp. 20.000. Sedangkan pada hari-hari
biasa, pengunjung umum ditarif sebesar Rp. 7.500, pelajar Rp. 5.000, pelajar
pemegang KIA Rp. 4.000, rombongan umum minimal 50 orang Rp. 5.000/Orang,
rombongan pelajar minimal 50 orang Rp. 4.000/Orang, dan untuk wisatawan asing
sebesar Rp. 15.000.
Sementara itu, bagi masyarakat atau pihak-pihak yang ingin memanfaatkan ruang pertemuan di museum tersebut, dikenakan tarif sesuai jam dan kategori. Ada jam siang dan ada jam malam, ada kategori umum dan ada kategori sosial. Masing-masing jam serta kategori tersebut memiliki harga yang cukup berbeda. Untuk kategori umum yang akan memanfaatkan ruang pertemuan pada siang hari bisa mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.500.000, sedangkan pada malam hari dikenakan biaya sebesar Rp. 2.000.000. Sementara untuk kategori sosial, pemanfaatan ruang pertemuan pada siang hari dikenakan biaya sebesar Rp. 1.000.000, sedangkan malam hari dikenakan biaya sebesar Rp. 1.500.000.
Aturan Berkunjung
Demi menciptakan
keamanan dan ketertiban di Museum Keris Nusantara, berdasarkan pengalaman
penulis ketika berkunjung tepat pada tanggal 6 Agustus 2022, terdapat dua
aturan yang harus dipatuhi. Pertama, pengunjung tidak diperbolehkan
berkeliling membawa tas. Untuk penitipan, pihak museum telah menyediakan lemari
atau loker yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk menyimpan barang bawaan
termasuk tas. Sementara yang kedua, pengunjung tidak diperbolehkan
memotret berbagai benda di sana dengan menggunakan flash atau sinar.
Artinya, pengunjung hanya diperbolehkan mengambil gambar dengan keadaan tanpa
dilengkapi sinar kamera atau alat pembantu pencahayaan (flash).
Itulah sedikit
informasi mengenai Museum Keris Nusantara yang berada di Kota Solo. Penulis
selalu berharap, tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah termasuk tempat yang
memiliki kekayaan informasi mengenai warisan budaya bangsa tetap eksis dan
mendapat perawatan sebagaimana mestinya. Karena kelak, generasi muda yang akan
datang patut mengenal dan mengetahui kekayaan bangsanya sendiri.
[1]
Primasasti, Agnia. 2022. Mengenal Sejarah Keris Melalui Museum Keris Solo. Surakarta.go.id.,
24 Februari 2022, dilihat 12 Agustus 2022.
Komentar
Posting Komentar