Wisata Edukasi Situs Purbakala Cipari

Sumber: Dokumen Pribadi

               Situs Purbakala Cipari berlokasi di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan - Jawa Barat. Situs ini secara resmi telah menjadi salah satu objek wisata yang memiliki nilai edukasi bagi masyarakat. Pada mulanya, Situs Purbakala Cipari merupakan area yang menjadi tempat bermukimnya masyarakat pada zaman dahulu, atau biasa dikenal dengan sebutan nenek moyang. Konon, di area tersebut diperkirakan pernah mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu pada masa akhir Neolitikum dan pada masa awal pengenalan bahan perunggu.

            Berdasarkan informasi, awalnya situs purbakala tersebut ditemukan oleh salah satu warga sekitar pada tahun 1971/1972. Kemudian setelahnya dilakukan penggalian secara bersama oleh masyarakat, arkeolog, dan juga pihak pemerintahan. Setelah dilakukan penggalian dan perbaikan, pada tahun 1978 situs tersebut diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan dinyatakan sebagai warisan sejarah yang memenuhi kriteria sebagai Cagar Budaya Tingkat Jawa Barat. Situs ini dilindungi oleh Undang-Undang No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

                Hingga saat ini, Situs Purbakala Cipari sering dikunjungi oleh masyarakat, termasuk pelajar dari berbagai daerah yang memiliki keinginan untuk belajar dan mengenal berbagai peninggalan secara langsung. Bahkan ketika penulis berkunjung pun, tepatnya pada tanggal 13 Maret 2022, banyak masyarakat yang sedang mengunjungi tempat tersebut. Dengan penuh penasaran mereka menikmati dan menggali informasi yang tersedia di sana. Untuk biaya masuknya pun relatif murah, hanya dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 4.000,- pengunjung sudah bisa membeli tiket masuk dan membayar biaya untuk parkir (khususnya kendaraan roda dua).

            Berdasarkan kunjungan penulis, terdapat beberapa peninggalan yang bisa kita lihat dan gali informasinya, yaitu;

1.     Batu Peti

            Menurut salah satu penjaga di sana, batu peti ini merupakan titik lokasi yang pertama kali ditemukan sebelum dilakukannya penggalian secara keseluruhan. Batu peti ini unik, berbentuk seperti makam atau kuburan yang pada umumnya kita kenal. Di sana, terdapat dua batu peti yang lokasinya berdekatan. Di dalam batu peti tersebutlah ditemukan berbagai peralatan masyarakat pada zaman dahulu, dari mulai kendi, piring, kapak batu, kapak perunggu, gelang batu, dan lain sebagainya.

Sumber: Dokumen Pribadi


2.     Batu Temu Gelang 

            Batu yang tersusun secara rapih dan berbentuk lingkaran bisa dijadikan alasan kenapa lokasi tersebut diberi nama batu temu gelang. Di sana terdapat dua batu temu gelang, yang satu memiliki bentuk lingkaran sempurna, sementara yang satunya lagi berbentuk lebih besar dan sedikit oval atau lonjong. Menurut salah satu penjaga, pada masanya batu temu gelang ini sering dipakai sebagai tempat bermusyawarah dan pelaksanaan upacara adat oleh masyarakat yang bermukim di sana. Bahkan menurutnya, sampai sekarang orang-orang atau masyarakat yang masih memiliki kaitan erat dengan situs tersebut, salah satunya suku baduy, sering menggunakan batu temu gelang ini sebagai tempat berkumpul ketika ada acara tertentu.

Sumber: Dokumen Pribadi


3.     Batu Menhir

            Batu menhir merupakan salah satu batu dengan bentuk menjulang dan posisinya berada paling atas dibanding berbagai bentukan dari batu yang lain. Konon, karena masyarakat pada zaman dahulu masih mempraktikan animisme dan dinamisme, batu tersebut diyakini sebagai tempat bersemayamnya roh nenek moyang dan roh orang yang telah meninggal. Karena itu, batu menhir dibuat lebih tinggi dari pada yang lain sebagai simbol penghormatan. Selain itu, batu menhir ini merupakan batu yang dijadikan sebagai tempat praktik pemujaan.

Sumber: Dokumen Pribadi


4.     Batu Altar 

            Tidak banyak yang bisa penulis sampaikan mengenai batu yang satu ini selain bentuknya yang mirip seperti batu menhir. Hanya saja posisinya lebih rendah dibanding batu menhir. Merujuk salah satu artikel, batu altar ini memiliki fungsi yang sama dengan batu menhir, yaitu sebagai tempat praktik pemujaan terhadap nenek moyang.[1]

Sumber: Dokumen Pribadi


5.     Kapak Batu, Kapak Perunggu, Gelang Batu, Kendi, Piring, dan lain sebagainya.

            Dengan melihat berbagai peralatan ini semakin mendorong kita untuk membayangkan tentang pola kehidupan masyarakat pada zaman dahulu. Masyarakat yang konon sangat bergantung pada alam dan memiliki alat-alat yang cenderung masih sederhana.




Sumber: Dokumen Pribadi

            Itulah beberapa peninggalan yang akan kita temui ketika berkunjung ke situs purbakala tersebut. Situs Purbakala Cipari ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang senang mengenal, mempelajari, dan menggali perihal sejarah. Dengan mengunjunginya kita bisa melihat dan mengenal berbagai peninggalan masyarakat pada zaman dahulu. Setidaknya, melalui pengamatan secara langsung kita dapat membayangkan bagaimana kebiasaan dan pola kehidupan masyarakat pada masa itu. Sebuah masyarakat yang bisa dikatakan masih sederhana dan mungkin belum mengenal berbagai teknologi canggih seperti yang ada sekarang, tetapi mereka mampu untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan dalam hidupnya.

            Demikianlah sedikit penjelasan mengenai Situs Purbakala Cipari. Sebuah objek wisata yang memiliki sisi edukasi yang cukup baik. Penulis berharap, semoga Situs Purbakala Cipari ini tetap mendapatkan perawatan yang baik agar bisa bertahan dan tetap menjadi kekayaan bangsa indonesia. Selain itu, agar kelak generasi mendatang bisa mengenal dan mempelajari berbagai peninggalan masyarakat pada zaman dahulu atau nenek moyangnya.         



[1] Febrilian, Marisa. 2017. “Taman Purbakala Cipari”. Bobo.id, 28 Juni 2017, dilihat 25 Maret 2022. https://bobo.grid.id/amp/08675941/taman-purbakala-cipari


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Kesaktian Menjadi Kesakitan

Kampung Pulo; Enam Rumah dalam Satu Pulau

Islam dan Perilaku Sosial