Guru Hebat Itu Belajar untuk Mengajar
Sejak manusia diturunkan ke muka bumi (terlahir-dilahirkan),
pada dasarnya ia tidak memiliki pengetahuan sedikit pun. Tetapi melalui
perkembangan dalam hidupnya, manusia selalu berupaya membentuk pengetahuan
dengan cara mengenal dan mencari tahu apa yang ada di sekelilingnya. Dalam hal
ini, manusia selalu berupaya untuk menyatu dengan alam dan menyatu dengan
manusia di sekitarnya. Sehingga, seiring berjalannya waktu manusia mulai
mengenal berbagai hal, dan pada akhirnya semakin bertambahnya usia bertambah
pula pengetahuan serta wawasan yang ia miliki.
Salah satu elemen
yang menjadi ujung tombak dalam meningkatkan pengetahuan maupun wawasan manusia,
ialah dunia pendidikan. Artinya, pendidikan merupakan salah satu kunci untuk membentuk
kualitas sumber daya manusia yang baik dan unggul. Melalui pendidikan, manusia
mendapatkan bimbingan dan dorongan untuk selalu meningkatkan kapasitas dirinya
termasuk sikap, keterampilan, wawasan dan juga pengetahuan. Proses tersebut
diharapkan berimplikasi bagi peningkatan kualitas sebuah peradaban. Tidak berlebihan
jika dunia pendidikan sampai hari ini dipercaya mampu mewujudkan hal tersebut.
Berbicara
pendidikan, sosok yang tidak bisa kita lupakan ialah peran seorang guru. Seorang
guru konon tidak akan pernah tergantikan, sekali pun telah muncul teknologi
dengan berbagai macam kecerdasan buatannya (artificial intelegent). Hal
ini disebabkan peran seorang guru begitu kompleks, dalam artian tidak hanya
melakukan transfer ilmu pengetahuan, melainkan mengasah ‘asa’ serta memberikan
dorongan untuk mengerti akan sebuah pola kehidupan yaitu berpikir, bertindak
dan berperasaan (moral).
Di samping
fasilitas atau sarana prasarana, kualitas dan kehebatan seorang guru menjadi
salah satu roda penggerak dunia pendidikan dalam mewujudkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Karena guru yang hebat akan melahirkan generasi yang hebat dan
cerdas. Terdapat beragam versi yang menceritakan tentang guru hebat, yang saya
kira semuanya memiliki nilai kebenarannya masing-masing dan tentu harus
dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai tenaga kependidikan (Guru).
Tetapi, saya memiliki satu kesimpulan bahwa untuk menjadi guru yang hebat ia harus senantiasa menjadi sosok yang penuh motivasi, informatif, dan juga inspiratif. Sedikit penjelasan tentang hal ini, yaitu:
Senantiasa menjadi sosok yang penuh Motivasi, Informatif, dan Inspiratif
Pertama, Seorang
guru hebat adalah mereka yang mampu memberikan semangat kepada siswa untuk
selalu belajar –di manapun dan kapanpun. Berlandaskan sumpah baktinya, guru
berusaha membentuk generasi muda agar mereka tidak hanya tahu makan dan minum,
melainkan akan seperti apa mereka kedepannya. Apalagi di tengah tantangan dan
persaingan global, kualitas siswa sangat ditekan sekali agar mampu bersaing
tidak hanya di kancah nasional tetapi juga di kancah internasional.
Bagi saya,
kesuksesan seorang guru salah satunya ditandai dengan keberhasilannya dalam
mendorong, memotivasi, dan membangkitkan semangat belajar siswa. Artinya, siswa
dibentuk agar memiliki semangat belajar yang tinggi dan tidak hanya mengandalkan
pengetahuannya dari seorang guru. Jadi, meskipun bukan di ruang kelas, siswa dengan
semangat belajar yang tinggi akan mencari sumber-sumber pengetahuan yang
berguna dalam meningkatkan kapasitas dirinya, baik itu membaca buku maupun
berdiskusi. Benar apa yang diungkapkan Paulo Friere, hal penting dalam sebuah
pendidikan adalah bagaimana meyakinkan peserta didik bahwa pengetahuan bukan
hanya hasil dari pendidik saja, melainkan dari keterlibatannya secara terus
menerus dengan realitas atau kehidupan yang dihadapi.
Kedua, Seorang
guru harus mengerti akan perkembangan dan kebutuhan zaman. Keluasan informasi
yang dimilikinya mampu mengarahkan siswa untuk memiliki kapasitas dan kemampuan
yang baik. Guru juga tidak hanya memaparkan materi, tapi juga bisa
menjelaskannya dan membuat materi lebih hidup. Selain itu, guru juga harus mampu
mengaitkan bahan ajar dengan realitas kehidupan siswa. Sehingga kelas bukan
lagi sebuah ruang yang terpisah dari kehidupan, melainkan menjadikannya satu
kesatuan bahasan. Hal ini didasarkan karena tidak sedikit siswa yang memiliki
prestasi akademik, tetapi ciut ketika dihadapkan dengan kehidupan di
luar kelas.
Ketiga, Seorang
guru yang hebat ialah mereka yang penuh dengan inspirasi. Perilaku dan
kebiasaannya, kedalaman wawasan serta pengetahuannya tidak hanya membantu siswa
dalam memahami suatu hal, tetapi mampu memberikan inspirasi kepada siswa untuk
mengikuti jejak dan langkahnya (Guru= di Gugu, di Tiru). Menginspirasi
siswa untuk meniru perilaku, kebiasaan serta kedalaman wawasannya. Terlebih
jika seorang guru memiliki sebuah karya, pastilah hal itu akan memacu siswa
untuk meneladaninya.
Terlepas dari
ketiga hal di atas, sebagai upaya untuk menjadi guru yang penuh motivasi,
informatif, dan juga inspiratif, mereka (para guru) harus belajar lebih
terhadap segala sesuatu. Jangan sampai karena merasa dirinya guru, ia berhenti
untuk belajar. Di samping membentuk siswa pembelajar, guru harus terlebih
dahulu menjadi sosok pembelajar sejati. Belajar demi mengajar adalah sebuah
prinsip yang harus dipegang. Sehingga, dengan prinsip seperti itu seorang guru
dipastikan memiliki kapasitas dan kualitas diri yang sangat teruji.
Quotes;
Di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari
belakang memberikan dorongan. - Ki Hajar Dewantara
Daftar Pustaka;
Soyomukti, Nurani. 2008. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media
Komentar
Posting Komentar