Guru Hebat Itu Belajar untuk Mengajar

 


(Pict.; Google.com)



            Sejak manusia diturunkan ke muka bumi (terlahir-dilahirkan), pada dasarnya ia tidak memiliki pengetahuan sedikit pun. Tetapi melalui perkembangan dalam hidupnya, manusia selalu berupaya membentuk pengetahuan dengan cara mengenal dan mencari tahu apa yang ada di sekelilingnya. Dalam hal ini, manusia selalu berupaya untuk menyatu dengan alam dan menyatu dengan manusia di sekitarnya. Sehingga, seiring berjalannya waktu manusia mulai mengenal berbagai hal, dan pada akhirnya semakin bertambahnya usia bertambah pula pengetahuan serta wawasan yang ia miliki.

            Salah satu elemen yang menjadi ujung tombak dalam meningkatkan pengetahuan maupun wawasan manusia, ialah dunia pendidikan. Artinya, pendidikan merupakan salah satu kunci untuk membentuk kualitas sumber daya manusia yang baik dan unggul. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan bimbingan dan dorongan untuk selalu meningkatkan kapasitas dirinya termasuk sikap, keterampilan, wawasan dan juga pengetahuan. Proses tersebut diharapkan berimplikasi bagi peningkatan kualitas sebuah peradaban. Tidak berlebihan jika dunia pendidikan sampai hari ini dipercaya mampu mewujudkan hal tersebut.

            Berbicara pendidikan, sosok yang tidak bisa kita lupakan ialah peran seorang guru. Seorang guru konon tidak akan pernah tergantikan, sekali pun telah muncul teknologi dengan berbagai macam kecerdasan buatannya (artificial intelegent). Hal ini disebabkan peran seorang guru begitu kompleks, dalam artian tidak hanya melakukan transfer ilmu pengetahuan, melainkan mengasah ‘asa’ serta memberikan dorongan untuk mengerti akan sebuah pola kehidupan yaitu berpikir, bertindak dan berperasaan (moral).

            Di samping fasilitas atau sarana prasarana, kualitas dan kehebatan seorang guru menjadi salah satu roda penggerak dunia pendidikan dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Karena guru yang hebat akan melahirkan generasi yang hebat dan cerdas. Terdapat beragam versi yang menceritakan tentang guru hebat, yang saya kira semuanya memiliki nilai kebenarannya masing-masing dan tentu harus dimiliki oleh mereka yang bekerja sebagai tenaga kependidikan (Guru).

            Tetapi, saya memiliki satu kesimpulan bahwa untuk menjadi guru yang hebat ia harus senantiasa menjadi sosok yang penuh motivasi, informatif, dan juga inspiratif. Sedikit penjelasan tentang hal ini, yaitu:

Senantiasa menjadi sosok yang penuh Motivasi, Informatif, dan Inspiratif

            Pertama, Seorang guru hebat adalah mereka yang mampu memberikan semangat kepada siswa untuk selalu belajar –di manapun dan kapanpun. Berlandaskan sumpah baktinya, guru berusaha membentuk generasi muda agar mereka tidak hanya tahu makan dan minum, melainkan akan seperti apa mereka kedepannya. Apalagi di tengah tantangan dan persaingan global, kualitas siswa sangat ditekan sekali agar mampu bersaing tidak hanya di kancah nasional tetapi juga di kancah internasional.

            Bagi saya, kesuksesan seorang guru salah satunya ditandai dengan keberhasilannya dalam mendorong, memotivasi, dan membangkitkan semangat belajar siswa. Artinya, siswa dibentuk agar memiliki semangat belajar yang tinggi dan tidak hanya mengandalkan pengetahuannya dari seorang guru. Jadi, meskipun bukan di ruang kelas, siswa dengan semangat belajar yang tinggi akan mencari sumber-sumber pengetahuan yang berguna dalam meningkatkan kapasitas dirinya, baik itu membaca buku maupun berdiskusi. Benar apa yang diungkapkan Paulo Friere, hal penting dalam sebuah pendidikan adalah bagaimana meyakinkan peserta didik bahwa pengetahuan bukan hanya hasil dari pendidik saja, melainkan dari keterlibatannya secara terus menerus dengan realitas atau kehidupan yang dihadapi.

            Kedua, Seorang guru harus mengerti akan perkembangan dan kebutuhan zaman. Keluasan informasi yang dimilikinya mampu mengarahkan siswa untuk memiliki kapasitas dan kemampuan yang baik. Guru juga tidak hanya memaparkan materi, tapi juga bisa menjelaskannya dan membuat materi lebih hidup. Selain itu, guru juga harus mampu mengaitkan bahan ajar dengan realitas kehidupan siswa. Sehingga kelas bukan lagi sebuah ruang yang terpisah dari kehidupan, melainkan menjadikannya satu kesatuan bahasan. Hal ini didasarkan karena tidak sedikit siswa yang memiliki prestasi akademik, tetapi ciut ketika dihadapkan dengan kehidupan di luar kelas.

            Ketiga, Seorang guru yang hebat ialah mereka yang penuh dengan inspirasi. Perilaku dan kebiasaannya, kedalaman wawasan serta pengetahuannya tidak hanya membantu siswa dalam memahami suatu hal, tetapi mampu memberikan inspirasi kepada siswa untuk mengikuti jejak dan langkahnya (Guru= di Gugu, di Tiru). Menginspirasi siswa untuk meniru perilaku, kebiasaan serta kedalaman wawasannya. Terlebih jika seorang guru memiliki sebuah karya, pastilah hal itu akan memacu siswa untuk meneladaninya.

            Terlepas dari ketiga hal di atas, sebagai upaya untuk menjadi guru yang penuh motivasi, informatif, dan juga inspiratif, mereka (para guru) harus belajar lebih terhadap segala sesuatu. Jangan sampai karena merasa dirinya guru, ia berhenti untuk belajar. Di samping membentuk siswa pembelajar, guru harus terlebih dahulu menjadi sosok pembelajar sejati. Belajar demi mengajar adalah sebuah prinsip yang harus dipegang. Sehingga, dengan prinsip seperti itu seorang guru dipastikan memiliki kapasitas dan kualitas diri yang sangat teruji.

 

 

Quotes;

Di depan menjadi teladan, di tengah membangun semangat, dari belakang memberikan dorongan. - Ki Hajar Dewantara

 

Daftar Pustaka;

Soyomukti, Nurani. 2008. Pendidikan Berperspektif Globalisasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Kesaktian Menjadi Kesakitan

Kampung Pulo; Enam Rumah dalam Satu Pulau

Islam dan Perilaku Sosial