Dua Sisi Globalisasi


(Dok. https://edukasi.okezone.com)

 

            Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat, baik dalam aspek ekonomi, sosial, politik maupun budaya. Hampir setiap masyarakat mengalami perubahan, cepat ataupun lambat. Hal ini dikarenakan, manusia selalu berusaha untuk menciptakan suatu hal yang baru dalam kehidupannya. Sebagaimana pendapat Hirschman bahwa,[1] kebosananlah yang mengakibatkan terjadinya sebuah perubahan. Berangkat dari kebosanan tersebut, manusia terlibat dalam upaya penciptaan sesuatu yang benar-benar baru dan memuaskan sebagai alat penunjang dirinya dalam menjalani sebuah kehidupan.

            Berbicara perubahan sosial, tentu dapat kita pahami bahwa perubahan tidak berdiri sendiri atau tidak terjadi dengan sendirinya. Di samping kebosanan manusia, terdapat berbagai macam faktor yang menjadi pendorong mengapa perubahan terjadi dalam sebuah masyarakat. Salah satunya ialah perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Pesatnya perkembangan IPTEK, disadari ataupun tidak telah memberikan dampak perubahan yang begitu signifikan bagi berbagai aspek kehidupan. Ekonomi, politik, sosial bahkan budaya hari ini sedikit banyaknya telah mengalami perubahan akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

            Bahkan bisa dikatakan perkembangan IPTEK telah mengakibatkan sebuah transformasi sosial. Sebuah perubahan dari masyarakat tradisional atau masyarakat sederhana, menuju masyarakat yang modern dan kompleks. Transformasi tersebut biasa diistilahkan dengan proses modernisasi. Di era modern, banyak kita temui berbagai peralatan hidup manusia yang relatif baru. Salah satunya teknologi informasi, komunikasi dan juga transportasi. Hadirnya berbagai peralatan tersebut, menjadikan konektivitas masyarakat atau interaksi antarindividu lebih mudah dan cepat (efektif dan efisien). Sehingga dari hal tersebut lahirlah sebuah fenomena yang sering disebut sebagai Globalisasi.

            Menurut Martin Albrow, globalisai merupakan suatu proses ketika penduduk dunia tergabung dalam dunia yang tunggal, yaitu masyarakat global.[2] Dari pendapat tersebut, kita dapat memahami bahwa globalisasi merupakan keterkaitan antar masyarakat di seluruh dunia, meskipun secara teritori kita berjauhan. Adanya berbagai teknologi yang hadir hari ini, ruang dan waktu bukan lagi penghalang bagi individu untuk melakukan sebuah aktivitas maupun konektivitas. Perjalanan, berbagi dan menerima informasi semakin cepat dan mudah serta dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Kenyataan inilah yang sering kita sebut sebagai globalisasi. Sebuah fenomena yang telah memberikan kecepatan dan kemudahan bagi kehidupan manusia. Senada dengan hal ini, Setyaningsih mengatakan bahwa, globalisasi adalah proses di mana antarindividu, antarkelompok, serta antarnegara saling terhubung, berinteraksi, tergantung, berkaitan, dan saling mempengaruhi satu sama lain.[3]

      Dari penjelasan singkat di atas, dapat kita ketahui bahwasannya globalisasi ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Kehadirannya menyajikan dua hal berbeda yang harus dihadapi. Di satu sisi globalisasi memberikan sebuah peluang, tetapi di sisi lain globalisasi juga memberikan suatu ancaman bagi kehidupan masyarakat. Berikut sedikit penjelasan mengenai peluang dan ancaman yang dihadirkan oleh globalisasi.

Peluang Globalisasi

1.             Keterbukaan informasi

            Dewasa ini, informasi apapun dapat dengan mudah untuk kita dapatkan. Tentu hal ini berkat adanya teknologi yang membersamai kehidupan manusia. Adanya kemudahan untuk berbagi dan menerima sebuah informasi, menjadikan konektivitas individu atau kelompok sosial semakin kuat. Misalnya, melalui media online kita bisa mengetahui peristiwa yang terjadi di daerah atau di belahan dunia lain tanpa harus kita mengunjungi daerah tersebut.

            Di samping itu, hari ini kita dapat dengan mudah untuk memperoleh berbagai sumber ilmu pengetahuan. Hanya dengan bermodalkan smartphone atau laptop yang memiliki internet, kita sudah bisa mengetahui berbagai hal termasuk pengetahuan yang berasal dari media online. Hal inilah yang menjadikan globalisasi sebagai era keterbukaan informasi. 

2.          Pasar ekonomi semakin luas

            Akibat adanya kemudahan yang diberikan teknologi, peluang untuk mendapat keuntungan yang lebih besar semakin terbuka lebar. Hal ini disebabkan, satu produk (baik itu barang atau jasa) bisa dipasarkan ke berbagai daerah. Sebagai contoh, sekarang kita bisa temui berbagai platform yang dapat mempermudah untuk melakukan transaksi jual beli secara online. Semacam shopee, lazada, dan lain sebagainya yang saya kira kita semua telah mengetahui keberadaannya. Melalui berbagai media tersebut, jangkauan konsumen sebuah produk semakin luas. Jika harga dan kualitas mampu bersaing, jelas keuntungan besar akan kita dapatkan.

            Sementara dalam skala internasional, globalisasi di bidang ekonomi salah satunya ditandai adanya pasar global serta kerja sama antar negara untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Bahkan sampai ada istilah ekonomi tanpa pagar,[4] yang artinya satu negara bisa memasarkan barang atau jasa ke negara lain yang telah melakukan kerjasama tanpa dipersulit oleh tarif atau aturan yang berlaku di negara tersebut.

Ancaman Globalisasi

1.            Informasi palsu (Hoax)

           Hoax atau informasi palsu merupakan sebuah informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal ini menjadi salah satu persoalan baru di tengah mudah dan cepatnya pergerakan dan persebaran informasi. Sebab, tidak jarang kemudahan tersebut dimanfaatkan oleh segelintir orang untuk menyebarkan sebuah informasi yang tidak diketahui nilai kebenarannya. Secara politis, tujuan mereka menyebar hoax adalah untuk mencapai satu tujuan yang ingin dicapai oleh kelomponya. Tanpa sikap kritis dari masyarakat, hoax ini dapat dengan mudah memakan korban yang lebih banyak. Maka dari itu, sikap kritis perlu kita miliki di tengah cepat dan mudahnya berbagai informasi.

            Intinya, di tengah cepat dan mudahnya pergerakan informasi, kita jangan mudah percaya akan informasi yang beredar. Kita harus mampu meninjau sejauh mana kebenaran yang ada dalam informasi tersebut. Saring sebelum sharing adalah langkah awal untuk kita memutus mata rantai penyearan hoax.

2.            Lunturnya identitas atau kearifan lokal

          Tingginya konektivitas lintas masyarakat memiliki ancaman yang serius bagi identitas dan budaya suatu bangsa. Kemudahan untuk berinteraksi dengan masyarakat luas yang terkadang berbeda secara budaya, memberi suatu kekhawatiran jika lambat laun mereka lupa akan identitas dan budaya bangsanya. Sebagaimana pendapat Giddens bahwa,[5] di era high modern (globalisasi) masyarakat semakin terbuka terhadap nilai-nilai global. Di satu sisi, era ini memberi peluang kepada masyarakat untuk bertukar budaya, tetapi di sisi lain memberi ancaman terhadap identitas dan bangunan struktur sosial budaya yang telah lama dipegang oleh masyarakat.

           Di samping itu, banyak sekali berbagai warisan budaya (kearifan lokal) yang hari ini mulai tertinggal, bahkan tidak lagi dilestarikan oleh generasi yang menganggapnya kuno. Mereka lupa atau bahkan tidak tahu berbagai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakatnya, dikarenakan lebih memilih dan bangga terhadap berbagai budaya populer yang berasal dari negara luar. Memang tidak salah untuk sekedar menyukai serta mengangguminya, tetapi hal itu berbahaya jika kita sebagai masyarakat lupa akan warisan bangsa yang tidak kalah menariknya.

3.           Kesenjangan sosial ekonomi

            Disadari ataupun tidak, globalisasi telah memberikan sebuah persaingan yang lebih ketat, baik dalam ketenagakerjaan maupun dalam sektor usaha. Bagi mereka yang mampu beradaptasi, sekaligus memiliki berbagai fasilitas akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Sementara mereka yang tidak mampu untuk beradaptasi dengan perubahan tentu akan mengalami ketertinggalan. Sebagai contoh, hari ini satu pekerjaan tidak hanya diperebutkan oleh individu yang berasal dari daerah yang sama, melainkan pekerjaan tersebut diperebutkan oleh individu dari berbagai daerah. Jika kita tidak mampu untuk bersaing, peluang mendapatkan satu pekerjaan akan cenderung sulit. Begitu pula dalam bidang usaha, jika kita tidak mampu untuk beradaptasi dan bersaing, keuntungan akan diperoleh oleh mereka yang melek dan memanfaatkan segala kemudahan. Sehingga tidak berlebihan jika globalisasi ini akan semakin memperjelas atau memperlebar jurang pemisah antara kaum kaya dan kaum miskin (kesenjangan).

            Itulah beberapa peluang dan ancaman yang dihadirkan oleh globalisasi. Tentu di samping yang telah dijelaskan secara singkat di atas, peluang dan ancaman globalisasi masih sangat banyak yang perlu untuk kita gali agar kita mampu beradaptasi. Menurut Selo Soemardjan, ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap individu guna menghadapi sebuah tantangan global, yaitu:[6]

            a. Setiap individu harus memiliki pengetahuan yang luas.

            b. Harus memiliki keahlian.

            c. Mempunyai cita-cita hidup.

            d. Mempunyai kemampuan dan kebiasaan berpikir rasional.

            e. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial serta kaidah hukum yang berlaku.

          Beberapa hal tersebut penting dimiliki oleh masing-masing individu agar mampu bertahan dan bersaing dalam kehidupan yang semakin kompetitif. Di samping itu, kita ditekan agar mampu berpikir global, namun bertindak lokal. Artinya, di tengah pusaran global kita tidak melupakan berbagai hal yang telah menjadi identitas, warisan, bahkan kekayaan bangsa kita sendiri.



[1] Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Sosial Untuk SMA. Diterbitkan: Esis. Hlm. 4

[2] Ibid. Hlm. 59

[3] Gischa, Serafica. 2022. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi. Kompas.com, 24 Maret 2022, dilihat 27 Juni 2022. https://www.kompas.com/skola/read/2022/03/24/173000669/dampak-positif-dan-negatif-globalisasi

[4] Setiawan, Bonnie. 2013. WTO dan Perdagangan Abad 21. Yogyakarta: Resist Book. Hlm. 21

[5] Kurniawan, Kevin Nobel. 2021. Kisah Sosiologi; Pemikiran yang Mengubah Dunia dan Relasi Manusia. Jakarta: PT. Pustaka Obor Indonesia. Hlm. 112

[6] Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2016. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Sosial Untuk SMA. Diterbitkan: Esis. Hlm. 87

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jangan Sampai Kesaktian Menjadi Kesakitan

Kampung Pulo; Enam Rumah dalam Satu Pulau

Islam dan Perilaku Sosial